Minggu, 12 April 2015

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ESSENSIALISME



PENDAHULUAN
1.      latar belakang
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Menurut brameld bahwa essensialisme ialah aliran yang lahir dari dua perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealisme dan realisme.             Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
            Aliran filsafat essensialisme juga dipandang dari ontologi,epistimologi, dan aksiologi.

2.      Perumusan masalah
Untuk membahas tentang Aliran Filsafat Pendidikan Essensialisme  terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1)      Apakah yang dimaksud dengan filsafat essensialisme?
2)      Sejarah dan yang melatar belakangi lahirnya ajaran essensialisme?
3)      Karakteristik filsafat pendidikan essensialisme?
4)      Apakah pandangan ontologi essensialisme?
5)      Apakah pandangan epistimologi essensialisme?
6)      Apakah pandangan aksiologi essensialisme?
3.      Tujuan dan manfaat penulisan
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui penjelasan tentang pengertian filsafat essensialisme.
2)      Untuk mengetahui penjelasan tentang sejarah yang melatar belakangi lahirnya filsafat essensialisme.
3)      Untuk mengetahui ciri(karakteristik) dari pendidikan essensialisme.
4)      Untuk mengetahui pandangan ontologi essensialisme.
5)      Untuk mengetahui pandangan epistimologi essensialisme.
6)      Untuk mengetahui pandangan aksiologi essensialisme.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan kelompok dan pembaca tentang administrasi  sarana dan prasarana agar dapat memahami konsep aliran filsafat pendidikan essensialisme dan dapat menerapkan konsep dan teori aliran filsafat pendidikan essensialisme pada dunia pendidikan yang akan dimasuki mahasiswa nantinya.
           



PEMBAHASAN
1.      Pengertian filsafat essensialisme
            Secara etimologi essensialisme berasal dari bahasa inggris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau paham. Menurut brameld bahwa essensialisme ialah aliran yang lahir dari dua perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealisme dan realisme. Aliran ini menginginkan kembali kejayaan yang pernah diraih, sebelum abad kegelapan (the dark middle age). Zaman ini akal terbelenggu, stagnasi dalam ilmu pengetahuan, kehidupan diwarnai oleh dogma-dogma.
            Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
            Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
2.      Sejarah dan yang melatar belakangi lahirnya ajaran essensialisme
              Esensialisme muncul pada zaman renaissans, dengan ciri-ciri utamanya yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaan ini terutama dalam memberikan dasar berpijak mengenai pendidikan yang penuh fleksibelitas serba terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Bagi esensialiasme pendidikan yang berpijak pada landasan demikian mudah goyah dan kurang terarah. Oleh sebab itu esensialisme berpandangan bahwa pendidikan hendaknya berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan  tahan lama sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas 
              Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir esensialisme, karena timbul di zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan ciri modern. Aliran muncul sebagai reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis, abad pertengahan. Maka disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.
3.      Karakteristik filsafat pendidikan essensialisme
Idealisme dan Realisme adalah aliran-aliran filsafat yang membentuk corak Esensialisme. Sumbangan yang diberikan oleh masing-masing ini bersifat eklektik, artinya dua aliran filsafat ini bertemu sebagai pendukung Esensialisme, tetapi tidak lebur menjadi satu. Berarti, tidak melepaskan sifat-sifat utama masing-masing. Realisme modern yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik; sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual.
Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan-gagasan(ide-ide). Di balik duni fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai makhluk yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan. Dengan menguji menyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran, yang sumbernya adalah Tuhan sendiri. Sedangkan, ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh William C. Bagley adalah sebagai berikut :
a)      Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
b)       Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
c)       Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
d)       Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.

4.      Pandangan ontologi essensialisme
Ontologi filsafat pendidikan idealisme menyatakan bahwa kenyataan dan kebenaran itu pada hakikatnya adalah ide-ide atau hal-hal yang berkualitas spiritual. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu ditinjau pada peserta didik adalah pemahaman sebagai makhluk spiritual dan mempunyai kehidupan yang bersifat teleologis dan idealistik. Pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta didik menjadi makhluk yang berkepribadian, bermoral, serta mencita-citakan segala hal yang serba baik dan bertaraf tinggi.
ü  Sentesa ide idealisme dan realisme.
          Sintesa ide Idealisme dan Realisme tentang hakekat realita berarti esensialisme mengakui adanya realita objektif di samping objek-objek pre-determinasi,supernatural dan transcendental.


ü  Aliran esensialisme di pengaruhi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modren
          Aliran ini dipengaruhi penemuan-penamuan ilmu pengetahuan modern baik Fisika maupun Biologi.karena itu realita menurut analisa ilmiah dapat dihayati dan diterima oleh esensialisme.konsekuensi asa ini adalah baginya alam semesta merupakan satu kesatuan yang mekanis,menurut hukum alam objetif.manusia adalah bagian alam semesta dan terlibat,tunduk dalam hukum alam.
ü  Penafsiran spiritual atas sejarah.
Teori filsafat Hegel mensintesakan science dengan religi dalam kosmologi,berarti sebagai interpretasi spiritual atas sejarah perkembangan realita semata.hukum apakah yang mengatur tiap phase perubahan dan tiap peristiwa sejarah,perubahan-perubahan sosial.dijawab problem itu secara prinsip : “ bahwa sejarah itu adalah pikiran Tuhan,pikiran yang di ekspresikan,dinamika abadi yang merubah dunia,yang secara spiritual adalah realitas”
ü  Pahan makrokosmos dan mikrokosmos
Makrokosmos adalah keseluruhan semesta raya dalam suatu design dan kesatuan menurut teori kosmologi. Mikrokosmos ialah bagian tunggal (individu sendiri),suatu fakta yang terpisah dari keseluruhan itu,baik pada tingkat umum,pribadi manusia,ataupun lembaga. Tetapi sesungguhnya mikrokosmos ini sesungguhnya pola design dan totalitasnya sama dengan makrokosmos,hanya berbeda dalam skala ukurannya.misalnya sistem matahari yang amat besar,pada hakikatnya sama dengan sistem atom yang amat kecil.


5.      Pandangan epistimologi essensialisme
            Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti epistemologi esensilisme.sebab,jika manusia mampu menyadari realita dirinya sebagai mikrokosmos dalam makrokosmos,maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat/kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestaan itu.
1)      Kontroversi jasmaniah-rohaniah
                  Perbedaan idealisme dengan realisme adalah karena yang pertama menganggapbahwa rohani adalah kunci kesadaran tentang realita.manusia mengetahui sesuatu hanya di dalam dan melalui ide,rohaniah.sebaliknya realist berpendapat ahwa kita hanya megetahui sesuatu realita  di dalam dan melalui jasmani.
2)      Approach Idealisme pada pengetahuan
a)      Kita hanya mengerti our own spiritual selves (rohaniah kita sendiri).tetapi pengertian ini memberi kesadaran untuk mengerti realita yang lain.sebab kesadaran kita,rasio manusia adalah bagiandaripada rasio Tuhan yang maha sempurna,ini menurut personalisme.
b)      Menurut T.H.green,approach personalisme itu hanya melaluia introspeksi.padahal manusia tak mungkin mengetahui sesuatu hanya dengan kesadaran jiwa tanpa adanya pengamatan.karena itu setiap pengalaman mental pastilah melalui relasi antara macam-macam pengamatan.ini berarti pikiran itu menjadi pula suatu substansi,tidakj dalam makna substansi material,melainkan sebagai prinsip ekstra-natural.
c)      Bagi Hegel,substansi mental itu tercermin pada hukum-hukum logika dan hukum alam.hukum dialegtika berpikir,berlaku pula hukum perkembangan sejarah dan kebudayaan manusia.
d)     Dalam filsafat religious yang modern,ada teori yang menyatakan bahwa,apa yang saya mengerti tentang sesuatu adalah karena resonansi pengertian Tuhan.saya sebagai fitnite being (makhluk terbatas) mengetahui hukum dan kebenaran universal sebagai realisasi resonansi jiwa dengan jiwa Tuhan (God’s infinite mind).dan jika saya tidak mengetahui sesuatu,itu hanya karena resonansi dengan Tuhan terganggu,ternhalang oleh keraguan pribadi atas eksistensi Tuhan.
3)      Approach Realisme pada pengetahuan
                  Realisme dalam teori psikologi dan epistemologinya dipengaruhi oleh Newton dengan ilmu pengetahuan alamnya.realisme menafsirkan manusia dalam rangka hukum alam,demikian pula aktivitas pikir manusia dianggapsebagai suatu mekanika.cara menafsirkan manusia dalam Realisme di bedakan menjadi :
1.      Menurut teori Associatinisme
              Teori ilmu jiwa asosiasi sesungguhnya dipengaruhi oleh filsafat empirisme John Locke.pikiran ide-ide atau isi jiwa adalah asosiasi unsur-unsur penginderaan dan pengamatan.
2.      Menurut teori Behaviorism
              Realisme kedua dalam penyelidikan ilmu-ilmu jiwa dalah behaviorism.aliran ini berkesimpulan bahwa perwujudan kehidupan mental tercermin pada tingkah laku.sebab,manusia sebagaisatu organisme adalah totalitas mekanisme yang ditentukan aspek-aspek :susunan sistem syaraf,faal,pengalaman-pengalaman biologis.bagi behaviorism,istilah-istilah jiwa dan kesadaran dianggap istilah usang yang membingungkan,dan itu hanyalah pendekatan yang pra-ilmiah.

3.      Menurut teori Connectionisme
              Teori ini menyatakan semua makhluk,termasuk manusia terbentuk (tingkah-lakunya) oleh pola-pola connections between (hubungan-hubungan antara) stimulus (S) dan response (R).hukum utama yang menentukan proses ini ialah “the law of exercise” dan “the law of effect”.hukum latiahn berarti bahwa frekuensi dan recency latihan akan memperkuat hubungan-hubungan stimulus response itu.conectionisme merevisi dasar-dasar yang kuno dalam Behaviorisme denagn teori-teorinya.yaitu:
-        Connectionisme menekankan aspek hereditas dalam tingkah laku lebih daripada aspek lingkungan,terutama kemampuan intelegensi.
-        Connectionisme menganggap urgen perasaan senang dan rasa sakit,yang menentukan response seseorang atas suatu rangsang.
-        Connectionisme masih menghargai istilah thinking, consciousness, mind sebagai suatu realita dalam tingkah laku manusia.

6.      Pandangan aksiologi essensialisme
Dalam bidang aksiologi,faktor peserta didik perlu dipandang sebagai agen yang ikut menentukan hakikat nilai (Imam Barnadib, 2002).
Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniaan, serba ilmiah dan materialistis. Selain itu juga diwarnai oleh pandangan-pandangan dari paham penganut aliran idealisme dan realisme. Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat .
Johann Amos Comenius (1592-1670) sebagai salah satu tokoh esensialisme mengatakan bahwa karena dunia ini dinamis dan bertujuan, kewajiban pendidikan adalah membentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tugas utama pendidikan ialah membina kesadaran manusia akan semesta dan dunia, untuk mencari kesadaran spiritual, menuju Tuhan (Imam Barnadib, 2002; Mohammad Noor Syam, 1986).
Teori nilai menurut Idealisme bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik hanya bila ia secara aktif berada di dalam dan melaksanakan hukum-hukum itu. Dengan demikian posisi seseorang jelas dapat dimengerti dalam hubungannya dengan nilai-nilai itu. Dalam filsafat, misalnya agama dianggap mengajarkan doktrin yang sama, bahwa perintah-perintah Tuhan mampu memecahkan persoalan-persoalan moral bagi siapapun yang mau menerima dan mengamalkannya. Meskipun Idealisme menjunjung asas otoriter atas nilai-nilai itu, namun ia tetap mengakui bahwa pribadi secara aktif bersifat menentukan nilai-nilai itu atas dirinya sendiri yaitu memilih dan melaksanakan.
 

PENUTUP
1.      Kesimpulan
            Secara etimologi essensialisme berasal dari bahasa inggris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau paham. Menurut brameld bahwa essensialisme ialah aliran yang lahir dari dua perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealisme dan realisme. Aliran ini menginginkan kembali kejayaan yang pernah diraih, sebelum abad kegelapan (the dark middle age). Zaman ini akal terbelenggu, stagnasi dalam ilmu pengetahuan, kehidupan diwarnai oleh dogma-dogma.
            Esensialisme muncul pada zaman renaissans, dengan ciri-ciri utamanya yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaan ini terutama dalam memberikan dasar berpijak mengenai pendidikan yang penuh fleksibelitas serba terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Dan adapun ciri-ciri aliran essensialisme adalah sebagai berikut:
Ø  Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
Ø  Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
Ø  Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ø  Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.
2.      Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan prasarana, administrasi sarana dan prasarana, proses administrasi sarana dan prasarana, dan peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.



ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA



PENDAHULUAN
1.      latar belakang
Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik, sangat dibutuhkan setiap organisasi dimanapun dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, mustahil tujuan akan dapat dicapai. Demikian halnya kantor, tempat berlangsungnya  kegiatan yang berkaitan dengan ketatausahaan atau administrasi yang sangat memerlukan sarana dan prasarana kantor.
Agar semua kegiatan yang berhubungan dengan perbekalan kantor baik yang bersifat administrasi maupun teknis operasional dapat dijalankan dengan baik dan efisien, maka pelaksanaan atau pengelolaan sarana dan prasarana kantor harus dilakukan dengan baik.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini
2.      Perumusan masalah
Untuk membahas tentang Administrasi Sarana dan Prasarana terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1)      Apakah yang dimaksud dengan sarana dan prasarana?
2)      Apakah yang dimaksud dengan administrasi  sarana dan prasarana?
3)      Apa proses administrasi  sarana dan prasarana?
4)      Apakah peran guru dalam administrasi  sarana dan prasarana?

3.      Tujuan dan manfaat penulisan
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui penjelasan tentang apa sarana dan prasarana.
2)      Untuk mengetahui penjelasan tentang administrasi  sarana dan prasarana.
3)      Untuk mengetahui penjelasan tentang apa saja proses administrasi  sarana dan prasarana.
4)      Untuk mengetahui penjelasan tentang apa peran guru dalam administrasi  sarana dan prasarana.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan kelompok dan pembaca tentang administrasi  sarana dan prasarana agar dapat memahami konsep administrasi  sarana dan prasarana dan dapat menerapkan konsep dan teori administrasi  sarana dan prasarana pada dunia pendidikan yang akan dimasuki mahasiswa kependidikan.
           
 

PEMBAHASAN
1.      Pengertian administrasi sarana dan prasarana
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses( usaha, pembangunan, proyek). 
Sedangkan secara etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang,dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dsb.
Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, sarana pendidikan ada dua yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a.       Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Seperi : Kapur, bahan kimia dan sebagainya.
b.      Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Seperti : Kursi, meja, papan tulis dan sebagainya.
2.      Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
Terbagi dua yaitu : sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.
a.       Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.
b.      Sarana pendidikan tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3.      Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar
Dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
Adapun Prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1)      Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang laboratorium.
2)      Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
2.      Proses administrasi sarana dan prasarana
Menurut Sutjipto (1993) aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya.
Berkaitan dengan ini Jones (1969) menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogaramkan di sekolah. Menurut Sukarna (1987) adalah sebagai berikut:
a)    Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan mengiventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
b)    Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran.
c)    Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumya.
d)    Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannya.
e)    Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas.
f)     Penetapan rencana pengadaan akhir.
b.      Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan tugas. Karena fungsi dan kegiatan setiap organisasi berbeda, maka pengadaan sarana dan prasarana kantor juga tidak selalu sama antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Dalam mengadakan sarana dan prasarana tersebut harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan sarana dan prasarana kantor, antara lain :
Ø  Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana.
Ø  Tentukan jenis, kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Ø  Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan biaya yang tersedia.
Ø  Sediakan dan gunakan sarana dan prasarana dalam kegiatan operasional.
Ø   Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Ø  Kumpulkan dan kelola data sarana dan prasarana.
Ø  Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana kantor, maka ada seksi perbekalan yang memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a)      Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai jumlah maupun mutu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penelitian dan penentuan kebutuhan perlengkapan kerja adalah faktor fungsional, faktor ongkos, faktor prestise, faktor standarisasi dan normalisasi.
b)      Standarisasi dan perincian benda. Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mengusahakan standarisasi ialah :
Ø  Klasifikasi alat-alat, menggolong-golongkan alat-alat yang berfungsi sejenis atau menghasilkan barang-barang tertentu yang sama.
Ø  Spesifikasi dan perincian alat-alat dengan menggunakan kemampuannya.
Ø  Standarisasi alat-alat dengan pertimbangan untuk penggunaan dalam jangka waktu lama dan pertimbangan efisiensi kerja.
c)      Pembelian benda perbekalan. Beberapa pertimbangan pokok dalam pembelian alat-alat atau barang-barang ialah:
Ø  Sedapat mungkin mengurangi pembiayaan baru dengan mencari benda-benda yang dibutuhkan dari benda-benda yang merupakan kelebihan.
Ø  Menimbulkan kompetensi diantara produsen dengan membuat spesifikasi atas benda-benda yang akan dibeli , dan mengadakan penelitian yang seksama diantara produsen dengan baik.
Ø  Mendapatkan keterangan-keterangan terbaru atas benda-benda, keadaan pasar dan harga.
Ø  Mendapatkan keterangan-keterangan mengenai perkembangan baru atas barang-barang, dan cara yang telah disempurnakan mengenai cara pengepakan.
Ø  Mempertimbangkan semua biaya bagi barang-barang perbekalan tersebut sampai siap digunakan.
d)     Pengiriman barang. Dalam pengadaan barang perbekalan dibutuhkan aktivitas pengiriman yang dapat dilakukan melalui jalan darat, laut maupun udara.

c.       Inventaris
Pengadaan semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya tinggi, termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan kegiatan inventarisasi. Inventarisasi sarana dan prasarana kantor adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara singkat inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan terhadap sarana dan prasarana. Inventarisasi yang dilakukan di setiap organisasi bisa saja berbeda, namun pada dasarnya semua dilakukan dengan tujuan yang sama. Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara lain :
a.       Agar peralatan tidak mudah hilang.
b.       Adanya bukti secara tertulis terhadap kegiatan pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
c.       Memudahkan dalam pengecekan barang.
d.      Memudahkan dalam pengawasan.
e.       Memudahkan ketika mengadakan kegiatan mutasi/penghapusan barang.

d.      Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi / pemegang yang satu kepada instansi / pemegang yang lain. Kegiatan penyaluran barang meliputi tiga bagian yaitu :
1.      Penyusunan Alokasi
            Untuk menghindari pemborosan dalam pembagian / pendistribusian barang sehingga merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya, sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan instruksional
2.      Pengiriman Barang
            Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkarang.
3.      Penyerahan Barang
            Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat pengantar, faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya pengiriman dan sebagainya.





e.       Pemanfaatan dan pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk mengusahakan agar barang/bahan kantor tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai.
Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, antara lain :
Ø  Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu/cuaca.
Ø  Agar barang tidak mudah hilang.
Ø  Agar barang tidak kadaluarsa.
Ø  Agar barang tidak mudah susut.
Ø  Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan bersih.
Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1.      Pemeliharaan berdasarkan waktu
Ø  Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan oleh petugas atau karyawan yang menggunakan barang dan bertanggung jawab atas barang tersebut, misalnya pemeliharaan ruang kerja, mesin tik, komputer, dan mobil. Pemeliharaan barang-barang tersebut harus dilakukan setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan menghindari kerusakan yang lebih besar.
Ø  Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali atau dua bulan sekali. Pemeliharaan berkala dapat dilakukan untuk berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya dilakukan oleh petugas yang khusus menangani pemeliharaan barang.
2.      Pemeliharaan berdasarkan jenis barang
Ø  Pemeliharaan barang bergerak
Pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan setiap hari maupun secara berkala. Contoh: kendaraan bermotor, mesin kantor, dan alat elektronik.
Ø  Pemeliharaan barang tidak bergerak
Pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat dilakukan setiap hari atau secara berkala untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas barang tersebut masih dapat digunakan. Contoh: membersihkan debu-debu yang menempel pada alat,sebaiknya dilakukan setiap hari agar alat dapat selalu terjaga kebersihannya, juga untuk mencegah kerusakan. Instalasi listrik dan air dapat dilakukan secara berkala.

f.       Penghapusan
Penghapusan merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar inventaris negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apabila biaya rehabilitasi barang terlalu besar sedangkandaya pakainya terlalu singkat maka barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan dikeluarkandari daftar inventaris.Sebagai salah satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan mempunyai arti:
Ø  Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar yang disebabkan oleh:
a)      Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan / pemeliharaan terhadap barang yang semakin buruk kondisinya.
b)      Pemborosan biaya untuk pengamanan barang-barang kelebihan atau barang lain yang karena beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi.
Ø  Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang yang tinggal menyusut.

g.      Pengawasan
      Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa dikendalikan dan diawasi, artinya setiap kegitan masing-masing akan dimonitoring setiap saat oleh pimpinan organisasi serta diperhatikan kerja samanya satu sama lain.
      Pengawasan bukan merupakan suau pengaturan yang kaku dan akan membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan waktu, tenaga dan biaya dapat dihindarkan.

3.      Peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana
            Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.” (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.36).
                        Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:
1.      Terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran
2.      Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru.
3.      Pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa








PENUTUP
1.      Kesimpulan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses( usaha, pembangunan, proyek). 
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
            Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran, terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru., pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa

2.      Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan prasarana, administrasi sarana dan prasarana, proses administrasi sarana dan prasarana, dan peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Syahril, dkk. 2009. “Profesi Kependidikan”.Padang:UNP Press
http://sin-riyanti.blogspot.com/2014/02/administrasi-sarana-dan-prasarana.html

http://selametspd2.blogspot.com/2013/03/administrasi-kesiswaan-administrasi.html